allah maha mengetahui yang baik

Kadang-kadang ALLAH hilangkan sekejap matahari kemudian dia datangkan pula guruh dan kilat. Puas kita mencari di mana matahari, rupa-rupanya ALLAH ingin memberikan hadiah kepada kita pelangi yang indah

selamat datang di blog saya

tinggalkan pesan sebelum pergi

Jumat, 23 April 2010

MUTAKALLIM

Assalamu'alaikum wr.wb.

Perlu tidaknya adanya Nabi lagi merupakan hak prerogatif Allah swt karena
Allah-lah yang bersifat mursil (menurunkan Nabi-Nabi/rasul-rasul).

Jadi saya kira manusia tidak sepatutnya meng-cut hak Allah tsb, karena kita
adalah makhluq bukan khaliq. Mengenai sifat-sifat Allah ada baiknya kita
kaji,dulu Allah berfirman/bercakap-cakap/menurunkan wahyu (mutakallim), maha
mendengar, menurunkan nabi-nabi,,,terus kemudian Allah tidak menurunkan
wahyu, tidak lagi kuasa menurunkan Nabi/Rasul-Nya disaat manusia amat butuh
pertolongan dan kasih-sayangnya,,,??

Tinjauan kecil masalah sifat Allah dan dihubungkan dengan dimensi waktu
berarti Allah dipengaruhi oleh waktu,,????
Allah bersifat kekal betul,,,? bukankah kalau begitu semua sifat yang
disandang oleh-Nya yang katanya 99 asmaul husna, walaupun mungkin bukan
wewenang kita utk membatasinya akan kekal pula,,,???

Bagaimanakah kalau salah satu atau beberapa sifat tidak lagi
berfungsi,,,????naudzubillahimindzalik.
Kenapa begitu,,,? karena bisa saja manusia akhirnya berfikir Zat Allah
sendiri tidak kekal.naudzubillahimindzalik.

Bagaimanakan nati nurani/perasaan kita kalau kita meyakini bahwa Allah swt
selaku pencipta kita manusia dan Dia-lah yang berkehendak menyempurnakan
rohani manusia, penyandang sifat kesempurnaan, sekarang tidak bisa berfirman
dan tidak kuasa lagi menurunkan utusan-nya...????

Agama yang hidup, salah satu tandanya adalah Tuhan/Allah swt berbicara
kepada pemeluk agama-Nya, dulu Nabi Muhammad saw., para khalifah, dan banyak
sahabat menerima wahyu dari Allah swt. sehingga keyakinan/iman mereka begitu
tinggi hingga mereka dengan berani sekali berjihad di jalan Allah, bahkan
berlomba lomba mati syahid.

Semangat jihad dan keinginan mati di jalan Allah ini didasari pada keyakinan
yang begitu tingginya karena diantara mereka dikaruniai mukhatabah ilahiyah
(bercakap-cakap dengan Allah swt). Jelas kalau nabi saw. bukan hanya
ber-mukhatabah ilahiyah namun beliau menerima wahyu khusus yakni wahyu
syari'at dan wahyu bukan syari'at, makanya di dalam Al-Qur'an disebut bahwa
segala ucapan Nabi itu illa wahyu yukha (tiada lain merupakan wahyu dari
Allah swt).

Jadi turunnya wahyu non-syari'at dan mukhatabah ilahiyah tidak menghalangi
bahwa Islam itu agama terakhir dan sudah sempurna tetapi justru menunjang
dan membuktikan keunggulan Islam dari agama lainnya.

Kalau agama lain hanya merupakan dongeng namun Islam sampai sekarang ini,
banyak dari pengikut-nya tentu yang disucikan oleh Allah dan merupakan
waliullah,dst mendapat wahyu dan ber-mukhatabah/mukalamah illahiyah. Ini
merupakan bukti hidup yang sangat menyegarkan, memotivasi manusia untk
berlomba-lomba meraih kesucian, ketinggian akhlak dan rohani. Hal ini tidak
bisa dibantah oleh penganut agama manapun.

Jadi kalau Nabi saw. mengabarkan bahwa Imam Mahdi/Isa Ibnu Maryam akan
datang yang pasti berpangkat Nabi, dan kita mengatakan tidak perlu ada Nabi
setelah Nabi saw. bukankah itu tidak sepatutnya kita lakukan,,,,? Apakah
kita merasa lebih pintar dari Nabi saw,,? Saya yakin tidak,,hal ini
terjadi karena persangkaan kita, dan ketergesaan kita saja,,,

AlQur'an pun mengabarkan pula datangnya Nabi/rasul setelah Nabi saw.
Lihat QS Al-A'raf:

"Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang
menceritakan kepadamu ayat-ayatKu, maka barangsiapa yang bertakwa dan
mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati". (QS.7:35)

Ayat ini diucapkan oleh lidah suci Rasulullah saw yg beliau terima dari
Allah swt, perhatikan bentuk jamak "rasul-rasul". Dan ayat ini diperuntukkan
kepada anak-anak Adam. Bahwa segala janji, nasihat, nubuwatan, kabar suka,
dan peringatan yang terdapat dalam Al-Qur'an adalah utk umat manusia mulai
sejak jaman nabi Muhammad saw sampai hari kiamat. Oleh karena itu anak-anak
Adam yg dimaksud dalam surah ini tentunya bukan tertuju kepada anak-anak
Adam as atau umat-umat nabi--nabi terdahulu karena mereka semua sudah wafat,
apa gunanya nasihat utk orang yang sudah wafat? Nasihat dalam Al-Qur'an
adalah nasihat utk org yg hidup bukan utk org yg wafat. Lalu siapa anak-anak
Adam yg dimaksud?

Perhatikan pula ayat sebelumnya,

"Hai anak-anak Adam, pakailah pakaianmu yg indah di setiap
(memasuki) masjid." (QS.7:31)

Siapalagi yg masuk masjid selain umat Islam? Prof Dr. Hamka dalam kitab
beliau tafsir Al-Azhar juzu'8 mengenai tafsir surah Al-A'raf ayat 35, beliau
menulis:

"Ayat ini dimulai (ayat 35) sekali lagi dengan menyeru manusia
sebagai Anak-anak Adam. Sebab itu meskipun mulai diturunkan adalah
terhadap kaum Quraisy di Makkah, dia berlaku untuk selanjutnya, bagi seluruh
Bani Adam, selama bumi ini masih didiami manusia."

Jadi ayat ini adalah merupakan nubuwatan dan kabar suka kepada umat Islam
(yang memperkuat QS:6-7, dan QS.4:69) bahwa akan datang Rasul-Rasul daripada
kamu (dari antara kaum muslim) dan rasul-rasul tersebut tidak membawa
syariat baru melainkan berada dalam silsilah pohon kenabian beliau saw.
Dimana tugas rasul-rasul tersebut untuk menceritakan kepadamu (umat Islam)
ayat-ayat-Ku (Kitab Al-Qur'an). Hal ini merupakan nubuwatan bahwa akan tiba
saatnya dimana umat Islam akan jauh dari makrifat dan kandungan Qur'an yang
benar. Meskipun pada saat itu banyak terdapat ulama dan kyai. Meskipun
Qur'an dicetak berjuta-juta kitab. Oleh karena itu diabadikan pula sabda
seorang rasul (Nabi setelah Nabi saw.) agar umat Islam menyadari
kekeliruannya;

"Berkatalah rasul:"Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan
Al-Qur'an ini suatu yang tidak diacuhkan" (QS.25:30)

wassalam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger

art

art
rose

menara putih

menara putih
The White Minaret at Qadian

baihisti maqbarah

baihisti maqbarah
pekuburan ahmadiyyah

jamaah ahmadiyyah

jamaah ahmadiyyah
rabwah

ahmadiyyah

ahmadiyyah
jalza salanah

ahmadiyyah

ahmadiyyah
rabwah